tag:blogger.com,1999:blog-61197632322964565252024-02-18T20:16:06.694-08:00KESEHATANKesehatan merupakan tongkat bagi semua orang untuk dapat melanjutkan hidup.
Dalam jiwa yang sehat terdapat pemikiran yang hebat.SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-8242717593730659842011-05-21T18:22:00.000-07:002011-05-26T05:52:15.413-07:00Dismenore nyeri pada saat menstruasi<div class="separator" style="background-color: #ffe599; clear: both; color: #783f04; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2hyiOfAlVM1ZTsXOtmibKnB4z82AdXHgJahB5ZND9SlX_xpzWnKc-ilm4D0HfqeaWmBL-TYQmuRgCClgDkKhUqG242Wd1tSaHoBIuHx2M5ZhSomvh1HIPWMiwLCQGYAsPFvp2gv01sMpz/s1600-h/Dismenore.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="112" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2hyiOfAlVM1ZTsXOtmibKnB4z82AdXHgJahB5ZND9SlX_xpzWnKc-ilm4D0HfqeaWmBL-TYQmuRgCClgDkKhUqG242Wd1tSaHoBIuHx2M5ZhSomvh1HIPWMiwLCQGYAsPFvp2gv01sMpz/s320/Dismenore.jpg" width="112" /></a></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: center;"><br />
</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;">Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama <b>menstruasi.</b></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: left;">Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan. </div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #ffe599;">Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri pada saat </span><b>menstruasi</b><span style="background-color: #ffe599;"> yang hebat. </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah </span></span><b>menstruasi</b><span style="background-color: #ffe599;"> pertama. </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. </span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks</span> <span style="background-color: #ffe599;">(leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore</span> <span style="background-color: #ffe599;">adalah: </span></span></div><ul style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><li>rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)</li>
<li>kurang berolah raga</li>
<li>stres psikis atau stres sosial. </li>
</ul><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: justify;">Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: justify;">Perbedaan beratnya nyeri saat <b>menstruasi</b> tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore/nyeri menstruasi memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore. Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan. </div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: justify;">Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: justify;">Penyebab dari dismenore sekunder adalah: </div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #ffe599;">Endometriosis </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">• Fibroid</span> </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">• Adenomiosis </span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">• Peradangan tuba falopii </span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">• Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.</span> </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">• Pemakaian IUD.</span> </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Gejala Dismenore (nyeri menstruasi)</span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.</span> </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama </span></span><b>menstruasi,</b><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: #ffe599;"> mencapai puncaknya dalam waktu 24</span> <span style="background-color: #ffe599;">jam dan setelah 2 hari akan menghilang. </span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang</span> <span style="background-color: #ffe599;">sampai terjadi muntah. </span></span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><b>Pengobatan</b><span style="background-color: #ffe599;"> Dismenore (nyeri </span><b>menstruasi)</b></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599; color: #783f04;">Untuk mengurangi rasa nyeri saat </span></span><b>menstruasi</b><span style="background-color: #660000;"><span style="background-color: #ffe599;"> bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya</span> <span style="background-color: #ffe599;">ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum</span> </span><b>menstruasi</b><span style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"> dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan: </span></span></div><ul style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><li>istirahat yang cukup</li>
<li>olah raga yang teratur</li>
<li>pemijatan</li>
<li>kompres hangat di daerah perut</li>
</ul><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04; text-align: justify;">Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore/nyeri pada saat <b>menstruasi</b>. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan <span style="background-color: #ffe599;">dengan alat pemanas. </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span style="background-color: #ffe599; color: #783f04;">Pengobatan untuk dismenore/nyeri pada saat </span><b>menstruasi</b><span style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"> sekunder tergantung kepada penyebabnya</span></div><div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><br />
</div><div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span class="post-author vcard">Posted by <span class="fn">pri'e</span> </span> <span class="post-timestamp"> at <abbr class="published" title="2009-03-09T20:27:00+07:00">Monday, March 09, 2009<span><span style="background-color: #ffe599;"></span></span></abbr><span style="color: #783f04;"> </span></span> <span class="post-comment-link" style="color: #783f04;"> </span> <span class="post-icons" style="color: #783f04;"> </span> <span class="post-backlinks post-comment-link" style="color: #783f04;"> </span></div><div style="background-color: #ffe599; color: #783f04;"><span class="post-labels" style="background-color: #660000;"> <span style="background-color: #ffe599;">Labels: ARTIKEL KESEHATAN</span></span></div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-56289432704902787052011-05-21T05:50:00.000-07:002011-05-21T06:14:49.345-07:00RESUSITASI<div style="background-color: #e06666; color: black; text-align: center;">TATALAKSANA RESUSITASI BAYI BARU LAHIR </div><div style="background-color: #e06666; color: black;"></div><div style="background-color: #e06666; color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black;">Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan resusitasi harus <br />
segera dilakukan. Penundaan pertolongan akan membahayakan bayi. Pemotongan tali pusat dapat <br />
dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum. <br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black;">1. Tindakan Resusitasi Bayi Baru lahir dengan Tidak Bernapas atau Bernapas Megap-megap. <br />
Tahap I : Langkah Awal <br />
Langkah ini perlu dilakukan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 6 langkah awal di <br />
bawah ini cukup untuk merangsang bayi bernapas spontan dan teratur ( Sambil melakukan langkah awal ini: Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayinya perlu pertolongan napas; Mintalah salah seorang keluarga <br />
mendampingi ibu untuk member dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan ). <br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black;">Adapun 6 langkah awal tersebut adalah : </div><div style="background-color: #e06666; color: black;">1) Jaga Bayi tetap hangat : <br />
Bagi bidan/Tenaga kesehatan yang sudah terbiasa : </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu, </li>
<li>Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat, </li>
<li>Pindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;">Bagi bidan/tenaga kesehatan yang belum terbiasa melakukan tindakan di atas, lakukan sbb : </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Potong tali pusat di atas kain yang ada di bawah perineum ibu. </li>
<li>Letakkan bayi di atas kain 45 cm dari perineum ibu, </li>
<li>Bungkus bayi dengan kain tersebut, </li>
<li>Pindahkan bayi di tempat resusitasi.</li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;">2) Atur Posisi Bayi </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong. </li>
<li>Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #ea9999;">3) Isap Lendir, Gunakan alat penghisap lender De Lee dengan cara sbb: </span></div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung, </li>
<li>Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, tidak pada waktu memasukkan, </li>
<li>Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam ( jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3cm ke dalam hidung ), hal itu dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;"> 4) Keringkan dan Rangsang bayi </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu bayi baru lahir mulai bernapas atau tetap bernapas. </li>
<li>Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini : - Menepuk atau menyentil telapak kaki, - Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;"> 5) Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Ganti kain yang telah basah dengan kain yang di bawahnya, </li>
<li>Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi, </li>
<li>Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi.</li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;">6) Lakukan Penilaian Bayi </div><div style="background-color: #e06666; color: black;">Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau bernapas megap-megap ? </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Bila bayi bernapas normal, berikan bayi kepada ibunya : o Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk penghangatan dengan cara kontak kulit bayi ke kulit ibu, o Anjurkan ibu untuk menyusui bayi sambil membelainya. </li>
<li>Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap, mulai lakukan ventilasi bayi. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;">Tahap II : Ventilasi <br />
Ventilasi adalah merupakan tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke <br />
dalam paru dengan tekanan positip untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan atau <br />
teratur. <br />
Langkah-langkah : <br />
1) Pasang sungkup, Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi. <br />
2) Ventilasi 2 kali </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm Air. Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan menguji apakah jalan napas bayi terbuka. </li>
<li>Lihat apakah dada bayi mengembang. </li>
<li>Bila dada tidak mengembang : o Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi, o Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor, o Periksa cairan atau lender di mulut. Bila ada lender atau cairan lakukan pengisapan. </li>
<li>Bila dada mengembang lakukan tahap berikutnya. </li>
</ul><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #ea9999;">2. Tindakan Resusitasi Bayi Baru lahir dengan Air Ketuban Bercampur Mekonium </span></div><div style="background-color: #e06666; color: black;"><br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black; text-align: justify;">Mekonium adalah feces pertama dari Bayi Baru lahir ( BBL ). Mekonium bersifat kental, pekat dan <br />
berwarna hijau kehitaman. Biasanya BBL mengeluarkan mekonium pertama kali sesudah persalinan ( 12 <br />
– 24 jam pertama ). Sekitar 15% kasus mekonium dikeluarkan sebelum persalinan dan bercampur <br />
dengan air ketuban. Hal ini menyebabkan cairan ketuban berwarna kehijauan. Mekonium jarang <br />
dikeluarkan sebelum 34 minggu kehamilan. Bila mekonium telah terlihat sebelum persalinan dan bayi <br />
pada posisi kepala, monitor bayi dengan seksama karena merupakan tanda bahaya. <br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black; text-align: justify;">Tidak selalu jelas kenapa mekonium bisa dikeluarkan sebelum persalinan. Kadang-kadang janin tidak <br />
memperoleh oksigen yang cukup ( gawat janin ). Kekurangan oksigen dapat meningkatkan gerakan usus <br />
dan membuat relaksasi otot anus. Dengan demikian janin mengeluarkan mekonium. Bayi dengan resiko <br />
lebih tinggi untuk gawat janin memiliki pewrnaan air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan ) <br />
lebih sering, misalnya bayi kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) atau bayi post matur. <br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black; text-align: justify;">Bila air ketuban bercampur mekonium berwarna kehijauan, maka bayi dapat kemasukan mekonium <br />
dalam paru-parunya selama di dalam rahim, atau mekonium masuk ke paru-paru sewaktu bayi memulai <br />
bernapas begitu lahir. Tersedak mekonium dapat menyebabkan pneumonia dan mungkin kematian. <br />
</div><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #ea9999;">Untuk itu diperlukan pertolongan segera dengan melakukan tindakan resusitasi Bayi Baru Lahir dengan </span></div><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #ea9999;">Air Ketuban Bercampur mekonium. Langkah-langkah Tindakan Resusitasi BBL dengan Air ketuban </span></div><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #ea9999;">Bercampur Mekonium sama dengan pada BBL yang air ketubannya tidak bercampur mekonium, hanya </span></div><div style="background-color: #e06666; color: black;"><span style="background-color: #e06666;">berbeda pada : </span></div><div style="background-color: #e06666; color: black;">1) Saat kepala lahir sebelum bahu keluar, isap lender dari mulut lalu hidung. <br />
2) Setelah seluruh badan bayi lahir, lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal ? </div><ul style="background-color: #e06666; color: black;"><li>Jika bernapas : potong tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah Awal.</li>
<li>Jika tidak bernapas : letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala didekat penolong, buka mulut lebar, usap mulut dan ulangi isap lender, potong tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah Awal. ( Ingat, Pemotongan tali pusat dapat merangsang pernapasan bayi, apabila masih ada air ketuban dan mekonium di jalan napas, bayi bisa tersedak ( aspirasi ). </li>
</ul>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-34697198755321495742011-05-18T06:42:00.000-07:002011-05-18T07:07:42.189-07:00Jadwal Imunisasi PADA Bayi dan Balita<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="color: black;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br />
</td></tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen" style="color: black;"><tbody>
<tr><td valign="top"><span class="small"></span></td></tr>
<tr><td class="createdate" valign="top"><br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top"><b><img alt="Imunisasi" src="http://www.balita-anda.com/images/stories/artikel/immunisation.jpg" style="float: left; margin: 0px 10px;" />Agar buah hati Anda memiliki pertahanan tubuh yang kuat dan mampu melawan infeksi, pastikan ia mendapat imunisasi secara lengkap.</b><br />
Tujuan imunisasi adalah mempertinggi daya tahan tubuh agar anak Anda tidak terkena penyakit infeksi. Meskipun penyakitnya sudah tidak ada, imunisasi tetap diperlukan untuk berjaga-jaga kalau penyakit tersebut muncul kembali. <br />
<br />
Sebagian besar imunisasi diberikan ketika anak berumur 4 bulan. Anda akan mendapat kartu yang berisi jadwal imunisasi dan kapan seharusnya imunisasi diberikan. Jangan lupa mencatat tanggal dan jenis vaksinasi yang telah diberikan untuk membantu dokter menentukan apakah anak Anda perlu mendapat vaksinasi tertentu.<br />
<br />
Umumnya dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga untuk menentukan apakah anak Anda perlu mendapatkan vaksinasi jenis tertentu. Misalnya, bila di keluarga Anda ada yang menderita TBC, anak Anda harus mendapat suntikan BCG pada sekitar usia 1 tahun.<br />
Tabel berikut adalah jenis imunisasi yang dianjurkan pada masa kanak-kanak serta tabel penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada anak-anak.<br />
<br />
<div style="border: 1px solid #fd8ab3;"><table bgcolor="#dde8f8" border="0" cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: #38761d;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Penyakit</div></td> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: #38761d;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Waktu</div></td> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: #38761d;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Reaksi</div></td> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: #38761d;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Perlindungan</div></td> </tr>
<tr> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Imunisasi DPT, difteri, batuk rejan (partusis), tetanus</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Suntikan pada umur 2, 4, 6, 18 bulan. Dan diulang pada 4-5 tahun</td> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Anak bisa demam, tempat suntikan terasa sakit.</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Tetanus harus diulang setiap 5 tahun supaya terhindar dari tetanus</td> </tr>
<tr> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Polio</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Vaksin diminum pada usia 0, 2, 3, 4, 6, 18 bulan dan ulangi pada umur 5 tahun</td> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Tidak ada</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Harus diulang agar selalu terlindung</td> </tr>
<tr> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Campak</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Suntikan pada usia 9 bulan dan diulang pada usia 6 tahun</td> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Demam dan timbul bercak-bercak</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Tidak diketahui berapa lama sejak vaksinasi terakhir</td> </tr>
<tr> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Tuberkolosa (BCG)</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Suntikan pada usia 0-3 bulan dan diulang pada usia 10-13 tahun, kalau dianggap perlu.</td> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Sakit dan kaku di tempat suntikan</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Seumur hidup</td> </tr>
<tr> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Rubella</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Suntikan untuk anak perempuan usia 10-14 tahun</td> <td class="style2" style="background-color: #93c47d;" valign="top">Mungkin nyeri sendi</td> <td class="style2" style="background-color: yellow;" valign="top">Tidak diketahui berapa lama sejak vaksinasi terakhir</td> </tr>
</tbody> </table></div><div align="center"><br />
<br />
<b>Keterangan jadwal imunisasi berdasarkan usia pemberian, sesuai IDAI, periode 2004.</b></div><div style="border: 1px solid #fd8ab3;"><table bgcolor="#dde8f8" border="0" cellpadding="5" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: lime;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Umur</div></td> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: lime;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Vaksin</div></td> <td bgcolor="#95bdf7" style="background-color: lime;" valign="top"><div align="center" style="font-weight: bold;">Keterangan</div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Saaat lahir</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Hepatitis B-1</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top"><br />
</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Polio-0</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin terhadap bayi lain)</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">1 bulan</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Hepatitis B-2</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">0-2 bulan</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">BCG</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila hasilnya negatif.</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">2 bulan</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">DTP-1 <br />
Hib-1<br />
Polio-1</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu<br />
Diberikan mulai umur 2 bulan <br />
Dapat diberikan bersama DTP-1</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">4 bulan</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">DTP-2<br />
Hib-2<br />
Polio-2</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Diberikan secara terpisah <br />
Hib-2 dapat dikombinasikan dengan Hib-2 <br />
Diberikan bersama dengan DPT-2</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">6 bulan</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">DTP 3<br />
Hib-3<br />
Polio 3</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Dapat dikombinasikan dengan Hib-3<br />
Diberikan bersama DTP-3</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">9 bulan</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Campak-1</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan, apabila telah mendapat MMR pada usia 15 bulan, Campak 2 tidak perlu diberikan.</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">15 -18 bulan</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">MMR<br />
<br />
Hib-4</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Apabila sampai usia 12 bulan belum mendapat imunisasi cacar<br />
<br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">18 bulan</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">DTP-4<br />
Polio-4</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Diberikan satu tahun setelah DTP-3<br />
Diberikan bersamaan dengan DTP-4</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">2 tahun</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Hepatitis A</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">2-3 tahun</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Tifoid</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun, perlu diulang setiap 3 tahun.</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">5 tahun</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">DTP-5<br />
Polio-5</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Diberikan pada umur 5 tahun<br />
Diberikan bersama DTP-5</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: yellow;" valign="top">6 tahun</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">MMR</td> <td style="background-color: yellow;" valign="top">Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum mendapat MMR-1</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">10 tahun</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">dT/TT<br />
<br />
Varisela</td> <td style="background-color: #e69138;" valign="top">Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 diberikan untuk imunitas selama 25 tahun.<br />
Diberikan pada umur 10 tahun</td> </tr>
</tbody> </table></div><dl class="tabs" id="pane"><dt id="panel2"><br />
</dt>
<dt id="panel2"><span class="small">Ditulis oleh Administrator </span> </dt>
<dt id="panel2">Jumat, 24 September 2010 18:29 </dt>
</dl></td></tr>
</tbody></table>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-41760036794896098482011-05-14T08:24:00.000-07:002011-05-14T08:24:06.901-07:00JURNAL-PREEKLAMSI DALAM KEHAMILAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:EnableOpenTypeKerning/> <w:DontFlipMirrorIndents/> <w:OverrideTableStyleHps/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center"> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100.0%;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="background: #B7B7B7; padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ABSTRAK</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Judul:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> FAKTOR-FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA PADA KEHAMILAN (Studi di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten) <i>RISK FACTORS OF PREECLAMPSIA IN PREGNANCY (Study at RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten)</i> (2007 - Skripsi)<br />
<b>Oleh:</b> BAKTI UTAMI -- E2A003008 </span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt;"><br />
</td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kata Kunci:</span></b><span style="color: #ff3300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> Kehamilan, Preeklampsia <i>pregnancy, preeclampsia</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: navy; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Preeklampsia merupakan salah satu gangguan kehamilan dengan tanda utama hipertensi, proteinuria dan edema. Proporsi kejadian preeklampsia di RSUP Dr. Soradji Tirtonegoro dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Angka kejadian preeklampsia ini dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Pencegahan dapat dilakukan apabila mengetahui faktor-faktor risiko preeklampsia. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan desain penelitian kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro dalam bulan Januari-Juni 2007. Sampel diambil menggunakan metode Non Random Sampling, dengan teknik <i>purposive sampling</i> berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 94 dengan perbandingan kasus : kontrol adalah 1 :1. Variabel yang diteliti adalah umur, gravida, riwayat preeklampsia, riwayat hipertensi dan riwayat penyakit ginjal. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik <i>Chi-Square</i> pada <i>Confidence Interval</i> 95% (a=0,05).Hasil uji <i>Chi-Square</i> menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur, gravida, riwayat preeklampsia dan riwayat hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Besarnya risiko untuk umur OR=19,800 (95% CI OR=4,297-91,245), gravida OR=3,308 (95% CI OR=1,269-8,624), riwayat preeklampsia OR=17,588 (95% CI OR=2,194-141,023), riwayat hipertensi OR=7,295(95% CI OR=2,245-23,706). Tidak terdapat hubungan antara riwayat penyakit ginjal dengan kejadian preeklampsia dengan OR=1,000(95% CI OR=0,061-16,474).Saran untuk menurunkan angka kejadian preeklampsia adalah pencegahan dan deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur. <br />
<br />
<i>One of the pregnancy diseases is preeclampsia. The main symptoms of preeclampsia is hypertension, protein uric, and edema. Proportion of preeclampsia disease at dr. Soeradji Tirtonegoro hospital has increased step by step. Proportion of preeclampsia disease can be decreased by prevention, early diagnose, and cure. Prevention can be done if knowing risk factors of preeclampsia. This research is an analytical research with case-control design. The population in this study is all mother gave birth on 2007th January-June at RSUP Soeradji Tirtonegoro. Samples were taken used non random sampling method with purposive sampling base on inclusion and exclusions criteria. Number of samples is 94 respondents with a ratio of case : control is 1 :1. Variables that were studied were age, pregnancy, preeclampsia historic, hypertension historic, and renal disease historic. The result of this research were tested through Chi-Square statistic test at 95 % confidence interval (a=0,05).The result of Chi-Square test showed positive correlation between age, pregnancy, preeclampsia historic and hypertension historic with preeclampsia disease. Severe risk of age is OR=19,800 (95% CI OR=4,297-91,245), pregnancy OR=3,308 (95% CI OR=1,269-8,624), preeclampsia historic, OR=17,588 (95% CI OR=2,194-141,023), hypertension historic OR=7,295(95% CI OR=2,245-23,706). Negative correlation between renal disease historic with preeclampsia disease. Severe risk of renal disease historic is OR=1,000(95% CI OR=0,061-16,474). Suggestion to decrease preeclampsia number is prevention, early diagnose and prompt treatment with ante natal care consistently.</i> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br />
</div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-81232965073471762062011-05-06T07:34:00.000-07:002011-05-07T07:30:58.467-07:00SAP<link href="file:///C:%5CUsers%5C4-H4I%5e%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><m:smallfrac m:val="off"><m:dispdef><m:lmargin m:val="0"><m:rmargin m:val="0"><m:defjc m:val="centerGroup"><m:wrapindent m:val="1440"><m:intlim m:val="subSup"><m:narylim m:val="undOvr"></m:narylim></m:intlim></m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:570501817;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1320165202 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:804128425;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1005483488 67698695 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:image;
list-style-image:url("file:///C:/Users/4-H4I^~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif");
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:810369323;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1816230740 67698695 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:image;
list-style-image:url("file:///C:/Users/4-H4I^~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif");
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:1509098474;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-787956208 67698695 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:image;
list-style-image:url("file:///C:/Users/4-H4I^~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif");
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l4
{mso-list-id:1605066711;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:607557228 67698697 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l4:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:108.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l5
{mso-list-id:1863546004;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1318627384 67698695 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l5:level1
{mso-level-number-format:image;
list-style-image:url("file:///C:/Users/4-H4I^~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif");
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:72.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><span lang="EN-US">STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN</span><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">STANDAR 12 : PENANGANAN KALA DUA DENGAN GAWAT JANIN MELALUI EPISIOTOMI</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">TUJUAN : </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomy jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">PERNYATAAN STANDAR :</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"> Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala 2, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">INDIKASI : </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jika ada gawat janin berat dan kepala sudah terlihat pada vulva, episiotomy mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Komplikasi kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, forcep, vakum).</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Jaringan parut pada perineum atau vagina.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">RUMUSAN :</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Bidan sudah terlatih dalam melaksanakn episiotomy dan menjahit perineum secara benar.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Episiotomy yang efektif dan tepat waktu dapat menyelamatkan jiwa janin yang mengalami gawat janin.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Robekan perineum akan sembuh sebaik luka pengguntingan, sehingga kekhawatiran akan terjadinyabrobekan perineum bukan merupakan indikasi episiotomy.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Semakin cepat episiotomy dijahit maka semakin kecil resiko terjadinya infeksi.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Tersedianya di tempat bidan sarung tangan, alat, perlengkapan untuk melakukan episiotomy, termasuk gunting tajam yang steril/DTT, dan alat bahan yang steril/DTT untuk penjahitan perineum, (anestasi local misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat suntik/jarum hipodermik steril).</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Bidan sudah menyiapkan alat/perlengkapan yang steril dan siap digunakan terlebih dahulu.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Sterilisasi ini gunanya untuk pencegahan infeksi yang nantinya akan menyerang ibu.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Bidan mema ntau kondisi ibu dan janin melalui : kartu ibu(kondisi ibu), partograf(dalam persalinan), dan buku KIA(kondisi anak)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Salah satunya manfaat bidan dalam memantau ibu melalui partograf adalah bidan dapat melakukan screening dini, dan dapat mengambil keputusan klinik secara tepat.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama. Ikuti standar untuk perawatan </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span lang="EN-US">post partum.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;"><img alt="*" height="12" src="file:///C:/Users/4-H4I%5e%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="12" /><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Bidan dapat mengenali tanda-tanda bahaya yang harus dirujuk, sebagai berikut :</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">DJJ dibawah 100 x/m atau diatas 180 x/m atau DJJ tidak segera kembali normal setelah his ini adalah tanda-tanda gawat janin.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Gawat janin pada kala satu selalu memerlukan rujukan segera.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 108pt; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Episiotomy </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 72pt;"><br />
</div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-6718683618431535042011-04-13T22:47:00.001-07:002011-05-26T06:36:20.737-07:00Panduan Nutrisi Balita<link href="file:///C:%5CUsers%5C4-H4I%5e%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5C4-H4I%5e%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5C4-H4I%5e%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5C4-H4I%5e%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="color: #4c1130; line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Balita tidak bertumbuh sepesat saat masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi mereka tetap merupakan prioritas utama. Di masa balita ini nutrisi memegang peranan penting dalam perkembangan seorang anak. Masa balita adalah masa transisi, terutama di usia 1-2 tahun, dimana seorang anak akan mulai makan makanan padat dan menerima rasa dan tekstur makanan yang baru. Di masa balita, anak Anda membutuhkan nutrisi dari berbagai sumber dan makanan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #4c1130; line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tergantung dari usia, besar tubuh dan tingkat aktivitas mereka, balita biasanya membutuhkan sekitar 1000 – 1400 kalori per hari. Di bawah ini adalah tabel untuk mengukur secara rata-rata jumlah makanan yang dibutuhkan balita per-hari. Tetapi Anda harus ingat bahwa setiap anak berbeda, dan jangan khawatir jika Anda tidak selalu persis mengikuti tabel ini setiap hari. Yang penting Anda terus berusaha untuk memberikan variasi nutrisi yang tepat setiap hari dalam makanan anak Anda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #4c1130; line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tabel dibawah ini berdasarkan Piramida Panduan Makanan untuk balita usia 2 – 3 tahun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="1" class="MsoNormalTable" style="width: 600px;"><tbody>
<tr> <td style="background-color: #4c1130; color: #d5a6bd; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelompok Makanan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #4c1130; color: #d5a6bd; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jumlah per Hari untuk anak usia 2 tahun<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #4c1130; color: #d5a6bd; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jumlah per Hari untuk anak usia 3 tahun<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #4c1130; color: #d5a6bd; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cara Menyajikan dan contoh Makanan<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Biji Padi-padian<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3 ons (85gram)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4-5 ons (110-140gram)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Satu ons sama dengan 1 potong roti, 1 gelas takar sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi atau pasta matang.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sayuran<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1 gelas takar<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1,5 gelas takar<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Gunakan gelas takar untuk memastikan jumlahnya. Sajikan sayuran yang halus, dipotong sampai kecil dan dimasak sampai matang untuk mencegah anak tersedak.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Buah-buahan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1 gelas takar<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1,5 gelas takar<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Gunakan gelas takar untuk memastikan jumlahnya. Pisang sepanjang 20-23cm sama dengan 1 gelas takar.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Susu<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2 gelas (400ml)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2 gelas (400ml)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Satu gelas sama dengan: 1 gelas susu atau yogurt, 1 1/2 ons (45gram) keju alami, atau 2 ons (60gram) keju yang sudah diproses.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Daging dan Kacang-kacangan<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2 ons (65gram)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3-4 ons (85-115gram)<o:p></o:p></span></div></td> <td style="background-color: #a64d79; padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Satu ons sama dengan: 1 ons (30gram) daging ayam atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang, atau 1 butir telur.<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #4c1130; line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selain itu,anak balita membutuhkan 500 miligram kalsium per hari. Jumlah ini mudah untuk dipenuhi jika anak Anda mendapatkan sedikitnya dua gelas susu per hari. Kalsium adalah bagian penting dari kebutuhan nutrisi balita, dan susu menyediakan kalsium dan Vitamin D untuk membangun tulang yang kuat. Anak balita juga membutuhkan 7 miligram zat besi setiap hari. Ia bisa mendapatkan ini dari makanan kaya zat besi seperti daging, ayam, ikan, nasi, kacang-kacangan, tahu dan juga makanan yang kaya Vitamin C seperti tomat, brokoli, jeruk dan strawberi yang meningkatkan serapan zat besi di dalam tubuh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<o:p></o:p></span></div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-26877310763385775032011-04-10T19:05:00.000-07:002011-05-02T22:22:06.362-07:00Keluhan Saat Hamil + Solusinya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5q1JfNaGztqX4TYkuCCiksc5Y-k9gDQcNXBP8YDTW7qo4oDuEYTgZMX_wtphpDltmLYeuHz8KRVBUosUI9dwKqhIpw8m3S5y4fXUe2Clb4kaMJDY_9KZdz4irOsuoBfk83n4xpCiv0YOL/s1600-h/hamil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5q1JfNaGztqX4TYkuCCiksc5Y-k9gDQcNXBP8YDTW7qo4oDuEYTgZMX_wtphpDltmLYeuHz8KRVBUosUI9dwKqhIpw8m3S5y4fXUe2Clb4kaMJDY_9KZdz4irOsuoBfk83n4xpCiv0YOL/s320/hamil.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: red; font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><i>Pusing</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Keluhan ini merupakan keluhan awal dan umum terjadi. Pengaruh <i>hormon</i> saat kehamilan yang menjadi penyebabnya. Hormon <i>progesteron</i> memicu dinding pembuluh darah melebar. Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan membuat calon ibu merasa pusing. Keluhan ini akan hilang dengan sendirinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i>Solusinya</i>: Penanganan yang tepat tentu harus dengan mengetahui lebih dulu penyebabnya. Bila akibat pengaruh hormonal, penanganannya cukup dengan tidur dan menghindari stres. Sementara bila karena anemia dan hipertensi, mau tidak mau harus diatasi dulu faktor penyebabnya. Sedangkan jika karena tekanan darah rendah, kurangi aktivitas dan hemat pengeluaran energi. Juga hindari gerakan mendadak seperti dari posisi duduk atau jongkok langsung ke posisi berdiri. Kalaupun merasa perlu menelan obat antisakit kepala lantaran tak kuat lagi menahannya, pilihlah yang paling aman. Salah satunya parasetamol yang masih bisa ditoleransi untuk dikonsumsi ibu hamil sekalipun tanpa resep dokter.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><span style="color: #a64d79;">Mual dan Muntah</span> </span></span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Hal ini merupakan gejala normal yang muncul pada <i>trimester pertama</i> kehamilan di usia 6-14 minggu. Keluhan ini kerap dikenal dengan istilah Morning Sickness. Morning sickness terjadi karena plasenta yang berkembang dan menghasilkan sejenis <i>hormon HCG</i>. Hormon ini prosentasenya meninggi sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan, hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan terhadap otot dari poros lambung. Makin tinggi hormon ini makin cepat merangsang muntah. Sebenarnya hormon HCG sangat dibutuhkan pada awal kehamilan. Selain membentuk plasenta, HCG juga akan menjaga janin tumbuh dengan baik. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i>Solusinya</i> : Sediakan snack atau makanan ringan seperti, crackers, kue beras atau sebatang coklat di samping tempat tidur Anda. Makanlah bahan makanan tersebut ketika Anda bangun atau setelah mual hilang. Makanan-makanan tersebut dapat menghilangkan rasa mual. Selain itu, jagalah pola makan dan makanlah sesering mungkin walaupun dalam porsi kecil. Tujuannya untuk menjaga agar perut tidak berada dalam keadaan kosong dan tetap menjaga gula darah yang stabil. Perbanyaklah mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, perbanyak minum, mengkonsumsi vitamin B6, istirahat cukup, menjauhi makanan pedas serta bersikap positif terhadap kehamilan dapat mengurangi gejala mual-mual.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="background-color: white; color: #6aa84f; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Buang air kecil</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Inilah keluhan yang paling sering dialami. Adanya janin membuat tekanan pada kandung kemih. Kadangkala penyebabnya kecenderungan ibu hamil yang minum lebih banyak. Akibatnya, ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang. Itulah salah satu sebab ibu hamil sering buang air kecil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i>Solusinya</i> : Yang perlu diwaspadai, saat ini sering terjadi infeksi pada saluran atau kandung kemih pada ibu hamil. Sayangnya, sulit membedakan buang air kecil yang disebabkan oleh infeksi atau tidak. Yang mungkin bisa dijadikan pedoman yakni rasa nyeri yang menyertai. Jika keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya merah atau keruh mungkin itu pertanda infeksi. Untuk mengatasinya, jangan menunda keinginan buang air kecil.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: #990000; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Pegal-pegal</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Penyebabnya bisa karena ibu hamil <i>kekurangan kalsium</i> atau <i>karena ketegangan otot</i>. Sepanjang kehamilan, boleh dibilang ibu membawa beban berlebih. Otot-otot tubuh juga mengalami pengenduran sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil dalam beraktivitas apa pun jadi terasa serba salah. Penyebab lainnya, yaitu ibu hamil kurang banyak bergerak atau olahraga.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="color: #990000;">Solusinya</i> : Amat disarankan untuk senantiasa menyempatkan waktu berolahraga atau setidaknya beraktivitas ringan. Ibu hamil pun sebaiknya menjaga sikap tubuh. Ibu diwajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium. Menggunakan koyo? Boleh-boleh saja.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: #351c75; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Kram dan sakit pada kaki</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Menjelang akhir kehamilan tangan dan kaki sering mengalami <i>kekakuan</i>. Bagian tubuh tersebut agak membengkak sedikit karena menyimpan cairan. Akibatnya syaraf jadi tertekan. Tekanan ini terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Sehingga tangan dan kaki tidak merasakan apa-apa dan ototnya jadi lemah. Gejala ini terasa waktu bangun tidur di pagi hari dan membaik di siang hari. Penyebabnya diperkirakan karena hormon kehamilan, kekurangan kalsium, kelelahan, tekanan rahim pada otot, kurang bergerak sehingga sirkulasi darah tidak lancar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i><span style="color: #351c75;">Solusiny</span></i>a : Saat kram terjadi, yang harus dilakukan adalah melemaskan seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang kram. Dengan menggerak-gerakkan pergelangan tangan dan mengurut bagian kaki yang terasa kaku bisa membantu menghilangkan kekakuan. Selain itu, pada saat bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar dgn tumit utk mencegah kram mendadak. Agar kram tidak sampai mengganggu, atasi dengan mengkonsumsi banyak kalsium, minum air putih yang banyak, melakukan senam ringan, dan cukup istirahat.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: #b45f06; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Kaki bengkak (Edema)</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Sekitar 75% wanita hamil pasti mengalami pembengkakan pada kaki (edema), yang umumnya terjadi pada <i>trimester akhir</i>. Penyebabnya bisa karena <i>ibu terlalu banyak diam</i>. Secara fisiologis, ibu hamil memang menanggung beban tambahan yang akan semakin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah vena. Kaki bengkak selanjutnya bisa memicu tekanan darah tinggi atau malah preeklamsi. Sebenarnya, kaki bengkak bukan disebakan karena banyaknya mengkonsumsi garam. Ibu hamil boleh-boleh saja mengonsumsi makanan yang mengandung garam seperti sebelum hamil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="color: #b45f06;">Solusinya</i> : Lakukan cukup olahraga dan sebisa mungkin tidak bersikap statis atau berdiam diri dalam posisi yang sama berlama-lama. Saat Anda duduk, sebisa mungkin selalu luruskan kaki. Sempatkan untuk beristirahat sejenak di sela-sela aktivitas dan tidur dengan posisi berbaring pada sisi kiri tubuh. Anda sebaiknya mulai mewaspadai pembengkakan pada kaki bila diikuti juga dengan berat badan yang meningkat drastis, naiknya tekanan darah serta kadar protein dalam urin. Bisa jadi gejala tersebut merupakan tanda bahwa Anda mengidap pre-eclampsia.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: blue; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Sakit punggung</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai melunak dan lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah berat, akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara bertahap, ibu hamil mulai menyesuaikan postur dengan cara berjalan. Hal ini menyebabkan sakit punggung dan pegal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="color: blue;">Solusinya</i> : Mengatasinya tak perlu obat cobalah perbaiki cara berdiri, duduk, dan bergerak. Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa istirahat setiap 30 menit.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: #134f5c; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Gatal-gatal </span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Keluhan ini pun lazimnya disebabkan pengaruh faktor hormonal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="background-color: white; color: #073763;">Solusinya</i><span style="background-color: white;"> :</span> Cukup dengan menggunakan obat luar. Sedapat mungkin hindari obat-obatan oral atau yang diminum. Obat-obatan jenis ini umumnya tidak baik bagi tumbuh kembang janin.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: red; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Nyeri ulu hati</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Jika mengalami keluhan ini<i> jangan panik</i>. Hal ini disebabkan adanya sejumlah kecil isi lambung yang lewat di pangkal saluran kerongkongan (penghubung mulut dengan lambung).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="color: red;">Solusinya</i>: Tak perlu ke dokter untuk mengatasinya. Malah pencegahannya tergolong mudah. Selama kehamilan, jangan membungkuk atau berbaring datar. Kalaupun ingin berbaring cobalah gunakan bantal yang tinggi. Sediakan pula segelas susu di samping tempat tidur dan minumlah sedikit-dikit setiap kali terasa nyeri.</span></span></div><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span><div style="color: lime; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Sembelit</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: xx-small;">Hormon progesteron saat hamil menyebabkan relaksasi usus. Akibatnya daya dorong usus terhadap sisa makanan berkurang. Sisa makanan yang menumpuk mengakibatkan sembelit. Sebab lainnya bisa juga kandungan zat besi pada tablet khusus ibu hamil. Selain itu, kebiasaan menahan buang air besar seringkali menjadi penyebab.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i style="color: lime;">Solusinya</i> : Perbanyaklah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan berserat. Satu lagi, lebih teraturlah ke belakang dan minum air putih minimal delapan liter setiap hari.</span></span></div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-86782482830993555292011-04-10T19:00:00.000-07:002011-04-10T19:00:09.571-07:00SERBA-SERBI PEPAYA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEzrDrJd-v-MV8je4mXaU3bo4NPqXyuPsLkFCkWAELFEnV2Sn29jRd0xtnxaINXX5oRn0CQs2nJcYo7Oo_OHuxKMTRZ0P_0DhOkPQxLPXDAAyiiwCxIJ57dAcK8bK11MANiWLfDPfuB2D4/s1600-h/pepaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEzrDrJd-v-MV8je4mXaU3bo4NPqXyuPsLkFCkWAELFEnV2Sn29jRd0xtnxaINXX5oRn0CQs2nJcYo7Oo_OHuxKMTRZ0P_0DhOkPQxLPXDAAyiiwCxIJ57dAcK8bK11MANiWLfDPfuB2D4/s320/pepaya.jpg" /></a></div><br />
Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah. Tapi hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Daya cerna terhadap protein ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilih makanan,bahwa makanan yang mengandung protein tinggi belum tentu bisa bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah mudah atau tidaknya protein itu diserap oleh tubuh<br />
<br />
Tekanan darah tinggi, susah buang air besar, radang sendi, epilepsi dan kencing manis merupakan penyakit-penyakit yang muncul karena proses pencernaan makanan yang tidak sempurna.<br />
<br />
Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Mencerna protein merupakan problem utama yang umumnya dihadapi banyak orang dalam pola makan sehari-hari. Tubuh mempunyai keterbatasan dalam mencerna protein yang disebabkan kurangnya pengeluaran asam hidroklorat di lambung.<br />
<br />
Serat yang di kandung buah pepaya mampu menyeimbangkan kadar kolesterol darah, juga melancarkan buang air besar<br />
<br />
Papain bisa memecah protein menjadi arginin. Senyawa arginin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam kondisi normal tidak bisa diproduksi tubuh dan biasa diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi. Namun bila enzim papain terlibat dalam proses pencerbaan protein, secara alami sebagian protein dapat diubah menjadi arginin.<br />
<br />
Proses pembentukan arginin dengan papain ini turut mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HSG), sebab arginin merupakan salah satu sarat wajib dalam pembentukan HGH. Nah, HGH inilah yang membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Informasi penting lain, uji laboratorium menunjukkan arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.<br />
<br />
Papain juga dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna.<br />
<br />
Papain berfungsi membantu pengaturan asam amino dan membantu mengeluarkan racun tubuh. Dengan cara ini sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.<br />
<br />
Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak. Enzim papain mampu memecah serat-serat daging, sehingga daging lebih mudah dicerna.<br />
<br />
Pepaya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Pepaya membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus pun menjadi normal.<br />
<br />
Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun bijinya. Jadi sebaiknya pepaya dimanfaatkan secara seutuhnya. Malah, bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, disarankan untuk mengonsumsi buah pepaya beserta bijinya.<br />
<br />
Buah yang masih mengkal atau separuh matang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari buah matang. Namun wanita yang ingin memiliki anak atau sedang hamil dilarang mengonsumsinya, karena buah mentah dan mengkal mempunyai efek menggugurkan kandungan. Karena efek yang satu ini, di berbagai negara, seperti Papua Nugini dan Peru, pepaya digunakan sebagai alat kontrasepsi. Saran untuk wanita hamil, bila ingin mendapatkan khasiat pepaya, makanlah buah yang sudah matang saja.<br />
<br />
Biji pepaya jika ditambahkan ke dalam acar, cuka , atau minyak goreng akan meningkatkan citarasa. Biji pepaya juga berkhasiat membunuh cacing usus.<br />
<br />
Daun pepaya bisa digunakan untuk membungkus daging sebelum di masak karena enzim papainnya mampu mengempukkan daging. Daun pepaya juga mempercepat penyembuhan luka baker dan borok.<br />
<br />
Semoga para petani buah tetap rajin menanam pohon pepaya dan menjaga kelestariannya untuk tanaman pepaya yang banyak manfaatnya ini. Dengan demikian buah pepaya mudah didapat masyarakat luas dan harganya tetap murah.<br />
Pohon pepaya sudah terkenal sejak dahulu sebagai tanaman berkhasiat atau herbal yang dapat meyembuhkan berbagai macam penyakit.<br />
Daun pepaya ternyata memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Jangan salah paham dibalik rasa pahitnya ternyata menyimpan khasiat yang begitu banyak. Dan apa sajakah itu? Kita tahu kalau buah pepaya juga bagus untuk tubuh, namun daunnya juga tidak boleh diremehkan.<br />
<br />
Berikut beberapa manfaat daun pepaya yang wajib anda tahu :<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>1. Sebagai Obat jerawat.</b></span></div>Bagi kamu yang merasa tidak pede mempunyai wajah berjerawat. Terutama bagi wanita yang selalu memperhatikan kecantikan. Daun pepaya dapat mengobatinya yaitu dengan membuatnya menjadi masker.<br />
<br />
Cara membuat maskernya : ambil 2-3 lembar daun pepaya yang sudah tua.Kemudian jemur dan tumbuk sampai halus.Lalu oleskan ramuan tersebut pada bagian wajah yang terkena jerawat seperti memakai masker. Biarkan beberapa saat, kemudian bilas hingga bersih.<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>2. Manfaat Memperlancar pencernaan</b></span></div>Daun dari tumbuhan pepaya memiliki kandungan kimia senyawa papain. <br />
Senyawa karpain yang dikandung daun pepaya ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan, sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus.<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>3. Menambah nafsu makan</b></span></div>Manfaat ini terutama untuk anak-anak yang sulit untuk makan. Ambil daun pepaya yang segar dan memiliki ukuran sebesar telapak tangan. Kalau sudah dapat, tambahkan sedikit garam dan air hangat setengah cangkir. Campur semua lalu diblender. Kemudian saring airnya, nah air itulah yang dapat dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan.<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>4. Demam berdarah</b></span></div>Siapa sangka kalau pepaya juga dapat untuk menyembuhkan demam berdarah. Coba ambil 5 lembar daun. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal tiga perempatnya saja. Saya sendiri belum pernah membuktikannya, jadi jika keadaan tidak membaik segera segera ke dokter (bahkan kalaupun membaik segera bawa ke dokter). Anggap saja ini untuk pertolongan pertama!<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>5. Nyeri haid</b></span></div>Wanita jawa zaman dulu sering memanfaatkan daun pepaya untuk mengobati nyeri haid. Cukup Ambil 1 lembar daun saja, Tambahkan asam jawa dan garam. Lalu campur dengan segelas air dan rebus. Dinginkan sebelum meminum ramuan pepaya tersebut.<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>6.Anti kanker</b></span></div>Hal ini masih belum pasti, tapi dari beberapa penelitian bahwa manfaat daun pepaya juga dapat dikembangkan sebagai anti kanker. Sebenarnya bukan hanya daunnya saja melainkan batang pepaya juga dapat digunakan. Karena kedanya memiliki milky latex (getah putih seperti susu).<br />
Buah pepaya yang memiliki nama latin Carica Papaya , terkenal sebagai tanaman obat di berbagai belahan dunia. Khasiatnya sebagai obat alami bisa diperoleh dari hampir seluruh bagian tanaman, namun buahnyalah yang paling sering digunakan karena mudah didapat dan lezat<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>7.Pelembut daging</b></span></div>Para ibu rumah tangga mungkin sudah tidak asing lagi dengan khasiat daun pepaya untuk melunakkan daging. Kandungan getah (lateks) dalam daun yang akan meresap ke dalam daging dan melunakkannya. Caranya, masukkan daun pepaya dalam rebusan daging, atau bungkus daging dalam daun pepaya ketika direbus.<br />
<br />
<div style="color: red;"><span style="font-size: medium;"><b>8.Pengontrol tekanan darah</b></span></div>Caranya, ambil 5 lembar daun pepaya, rebus dengan setengah liter air. Rebus terus hingga tinggal tiga perempatnya. Dinginkan sebelum diminum. Jika perlu, tambahkan gula merah atau madu agar terasa lebih manis.SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6119763232296456525.post-85628202101567465932011-04-04T19:22:00.000-07:002011-05-26T09:19:49.874-07:00Tips/Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat Dengan Pola Hidup Sehat - Panduan Kesehatan Online Gratis<h2 style="background-color: #d9ead3; color: black;"></h2><div style="background-color: #d9ead3; color: black;"><span class="submitted">Sun, 04/11/2007 - 6:46pm — godam64</span> </div><div class="content" style="background-color: #d9ead3; color: black;">Dalam menjalani hidup sehari-hari kita sebaiknya selalu mengedepankan kesehatan tubuh dan jiwa kita karena sehat itu nikmat dan juga ada pepatah yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan menghargai kesehatannya sendiri di saat ia masih sehat. Begitu pentingnya kesehatan sehingga ada orang yang rela membayar milyaran rupiah untuk kesehatan dirinya di saat dia sakit.<br />
Tip berikut ini adalah contoh kegiatan yang dapat kita jalani dalam keseharian kita di dunia. Kegiatan atau aktivitas tersebut masuk ke dalam penerapan pola hidup sehat, yaitu :<br />
1. Menghindar / Berhenti Dari Kebiasaan Bodoh Yang Menjijikkan<br />
Kegiatan bodoh yang bagi sebagian orang disangka / dianggap sebagai kegiatan yang keren, macho dan gaul adalah seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang / narkotika / zat additif lainnya yang menyebabkan kecanduan. <br />
Bayangkan saja jika sudah terkena salah satu aktifitas bodoh di atas maka seseorang bisa mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang candu tersebut, untuk biaya berobat di masa depan, membuang banyak waktu untuk membeli dan mengkonsumsi barang-barang haram tersebut.<br />
Menggunakan barang menjijikkan tersebut tentu saja menambah dosa kita berlipat ganda karena dampak / efeknya tidak hanya kita saja yang merasakan, namun juga orang lain seperti orang tua, teman, keluarga, pacar, dan lain sebagainya.<br />
2. Jangan Melakukan Hubungan Seks Bebas Di Luar Nikah<br />
Seks memang enak bagi sebagaian orang. Namun alangkah terhormat dan terpujinya apabila hubungan sex tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dengan doa restu dari banyak orang. Kebanyakan ngeseks memang disepelekan bagi pasangan yang sudah terbiasa melakukannya ataupun bagi orang yang mudah terangsang tanpa iman yang kuat.<br />
Dampak akibat dari pergaulan bebas melakukan seks pranikah yaitu misalnya seperti :<br />
a. hamil di luar nikah dan si laki-laki lari dari tanggungjawab.<br />
b. terkena penyakit menular seperti AIDS yang tak ada obatnya.<br />
c. dosa besar kepada Tuhan<br />
d. dikucilkan dari pergaulan dan masyarakat<br />
e. digrebek polisi / satpol pp / hansip<br />
f. dibunuh pacar sendiri, diperkosa, dsb.<br />
g. ketagihan akan orgasme dan berkembang ke tahap yang membahayakan.<br />
h. awal dari kegiatan bodoh nomor 1 di atas.<br />
i. susah mendapat jodoh ketika mau serius nikah.<br />
j. berbohong pada orang tua, keluarga, kerabat, teman, dsb.<br />
k. dan masih banyak lagi akibat buruknya.<br />
Tujuan dari seks untuk mendapatkan klimaks / orgasme banyak didewakan oleh banyak orang yang tersesat dan mereka akan mencari korban lain untuk diajak dan diseret ke dalam lembah hitam tersebut. Jika berhbungan dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa ikatan pernikahan sebaiknya jangan melihat sisi enaknya saja kalau ngesex, tapi lihat sisi negatifnya yang sangat banyak. Anda akan jijik melakukannya.<br />
3. Makan Makanan Yang Sehat Dan Sesuai Aturan<br />
Makanan enak belum tentu sehat. Banyak makanan serta minuman yang berbahaya dan tidak sehat apabila dikonsumsi. Contohnya seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan dan minuman yang seharusnya digonakan untuk mengawetkan mayat / jenazah / bangkai.<br />
Kalau jajan jangan sembarangan. Belilah makanan dan minuman di tempat yang dapat terjamin kebersihan / higienitas makanan minuman tersebut. Hati-hati dan selalu waspada terhada apa pun yang akan kita masukkan ke dalam mulut kita karena bisa saja minuman atau makanan yang kita beli dan siap disantap tersebut telah dicampur dengan zat beracun yang berbahaya seperti arsenik, obat tidur, racun seangga, racun tikus, pengewet bukan untuk makanan dan minuman, dan lain sebagainya. Lihat pula kebersihan tempat serta pengolahan dan pemilihan bahan baku makanan / minuman.<br />
Jangan mudah tergoda dengan iklan di tv, radio, surat kabar, majalah, sales, dan lain sebagainya. Terkadang produsen pun berbohong demi mendapatkan keuntungan yang besar dan bekerjasama dengan oknum pemerintah agar tutup mulut.<br />
Makan makanan dan minuman yang bergizi yang disesuaikan dengan kondisi tubuh, aktivitas serta usia kita. Makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang adalah kebiasaan yang baik. Jangan pernah lupa dengan empat sehat lima sempurna yang sering kita dengar dari dulu kala. Makan dengan asupan gizi seimbang karena apa yang kita makan akan merepresentasikan diri kita di masa yang akan datang.<br />
4. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri Dan Lingkungan Sekitar Kita<br />
Kebersihan diri sendiri perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik karena terkait / berkaitan erat dengan penampilan kita di masyarakat umum. kerapihan dan kebersihan badan seperti rambut, kuku, wajah, mata, telinga, kulit, mulut, gigi, tangan, kaki, dll dapat memberi efek pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Hindari bertukar peralatan mandi, bersolek, kesehatan, pakaian pribadi dengan orang lain karena mungkin dapat menularkan penyakit yang berbahaya.<br />
Bayangkan saja kalau ada orang sakit gigi akut bisa menyebabkan dia tidak masuk kantor berhari-hari karena rasa sakitnya yang tidak tertahankan. Orang yang memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan lain-lain.<br />
Jaga kebersihan lingkungan dari sampah dan gangguan penyakit lingkungan karena lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Sampah yang menimbun dan membusuk mampu mengeluarkan bau yang tidak sedap / enak, pemandangan yang kumuh / kotor, bunyi lalat yang beterbangan, suara sumpah-serapah orang yang berada disekitarnya, dan lain sebagainya.<br />
Sampah juga bisa menjadi sarang penyebar penyakit seperti tikus yang menyebarkan penyekit leptospirosis melalui kencing tikus serta tipes / tipus. Nyamuk juga bisa menyebarkan bibit plasmodium yang dapat berkibat melaria dan demam berdarah pada seseorang. lalat yang menebar bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit pencernaan seperti beri-beri, mencret, diare, dan sebagainya.<br />
Polusi seperti limbah sampah dan wc rumah tangga, limbah pabrik, polusi suara, dan polusi lainnya perlu diselesaikan dengan sigap dan terkoordinir dengan baik antar anggota masyarakat di suatu lingkungan agar menghasilkan hasil lingungan bersih dan nyaman yang baik<br />
5. Berolahraga Dan memeriksakan Kesehatan Ke Dokter Secara Berkala<br />
Berolah raga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi lebih baik. Biasakan berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang ringan seperti berjalan kaki, senam, fitnes, joging, bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main badminton, sepak bola, lari maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya.<br />
Selain olah raga ada lagi yang tidak kalah pentingnya dengan olahraga yaitu periksa kesehatan berkala secara teratur ke dokter. Guna pemeriksaan kesehatan terprogram adalah agar penyakit atau kelainan yang timbul dapat terdeteksi dengan lebih cepat sehingga pengobatan pun tidak akan memakan banyak biaya, waktu dan tenaga.<br />
6. Hindari Stress Yang Menyebalkan Dengan Cara Yang Sehat Dan Halal<br />
Untuk menghindari stress diperlukan strategi untuk masing-masing individu. Carilah cara yang terbaik untuk menghilangkan stress dengan cara anda sendiri yang mudah, dapat dilakukan di mana-mana, murah meriah, sehat, halal, dan enak dilakukan. Contoh aktivitas penghilangan stres adalah seperti mendengarkan musik yang menurut pribadi enak didengar dan ngilangin beban pikiran yang ada, main video game, main musik musik, olah raga, ngobrol ama temen sobat karib, curhat, maen kartu non judi, pacaran sehat, makan, melakukan hubungan suami isteri / intim dengan pasangan yang sah, nongkrong di wc, jalan-jalan ke mall, nyanyi, main mainan anak kecil, berkebun, mancing, teriak di tempat sepi, tidur / bobo, dan lain sebagainya.<br />
Intinya dalam hidup anda adalah nyantai aja dengan semua problema yang ada. Buat apa susah (stres), susah itu tak ada gunanya. Emosi anda jangan sampai menjadi jahat dan menguasai diri anda, karna emosi yang tidak terkendali dan terkadang menjadi dendam, sakit hati, dan lain sebagainya yang terlihat bodoh bagi orang lain. Ada masalah / problem yang bisa bikin anda depresi cuek aja lah, kayak nggak ada kerjaan laen saja.<br />
Tidur yang cukup, dekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing asal tidak jahat, serta melaksanakan program pola hidup sehat dapat mencegah stres maupun depresi yang apabila sudah parah dan kronis bisa menjadi gangguan jiwa dan penyakit jiwa yang membuat anda perasa tertekan dan malu pada orang banyak. Konsultasikan dengan psikolog jika anda memiliki masalah kejiwaan atau orang lain yang anda percaya jika anda malu. Buka hati anda untuk menerima kritik, masukan dan saran dari orang lain dan rubah gaya hidup anda jika diperlukan demi kesehatan jiwa / batin anda.<br />
-----<br />
Demikian panduan / pedoman pola hidup sehat dari saya semoga dapat memberikan kebaikan dan berkah kesehatan bagi kita semua. Sekian dan terima kasih atas perhatian anda. Masukan, kritik, komentar dan saran kami nantikan.<br />
- JAGALAH KESEHATAN ANDA SEBELUM HILANG<br />
- SEHAT ITU ENAK, SAKIT ITU SENGSARA<br />
- SAKIT BUTUH BIAYA WAKTU DAN TENAGA<br />
- BUAT APA SUSAH (STRESS) LEBIH BAIK KITA BERGEMBIRA<br />
- KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI HARUS SEIMBANG<br />
- JANGAN CARI PENYAKIT DAH COY</div>SRI REZKI AMELIAhttp://www.blogger.com/profile/10863623464013769447noreply@blogger.com0